BOLMONG – Bencana banjir yang kembali melanda Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Sabtu (20/12/2025) lalu, diduga akibat aktivitas perusahaan tambang emas.
Pasalnya, bencana banjir tersebut karena curah hujan tinggi sehingga terjadinya luapan sungai membawa lumpur serta material batu dan kayu.
“Air Sungai itu dari arah gunung perusahaan PT JRBM (J Resources Bolaang Mongondo) yaitu sungai Tapa Gale dan Sungai Osion,” ungkap warga Bakan.
Kapolsek Lolayan, IPTU Johan Atang, S.H., S.Th., M.A., M.Pd., mengatakan, akibat luapan air tidak terbendung dan menggenangi sedikitnya empat rumah warga dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Selain itu, air juga meluap hingga ke badan jalan raya dan sempat mengganggu aktivitas masyarakat.
“Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa ataupun kerugian materi. Saat ini kondisi Desa Bakan sudah kondusif,” ujar Kapolsek.
Sebelumnya, pada bulan Agustus 2025 lalu, bencana serupa juga terjadi di Desa Bakan, bahkan Bupati Bolmong Yusra Alhabsyi SE, M.Si, langsung turun ke lokasi banjir.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yusra menyayabgkan sikap perusahaan tambang emas PT JRBM dengan kontrak kerja puluhan tahun harusnya sudah bisa mengantisipasi sejak awal, dimana sebelum melakukan aktifitas pertambangan, aliran sungai sudah disiapkan berupa jalurnya diperbesar agar jika terjadi banjir mampu menampung debit air.
“Salah satu penyebabnya adalah aktifitas pertambangan dari PT JRBM,” tegas Bupati Yusra.
Yang lebih membuat Bupati geram, pihak perusahan tidak mau mengakui jika lumpur tersebut berasal dari aktifitas perusahaan.
“Akibat aktifitas pertambangan sehingga gunung menjadi gundul. Olehnya sisa material pertambangan tersebut terbawa air sehingga menyebabkan banjir disertai lumpur, anehnya pihak perusahan tidak mau mengakui,” jelasnya.
(emon).




































