BOLTIM – Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) lokasi Gunung Tinggi Desa Tobongon, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) memanas, sejak Jumat (01/08/2025).
Hal ini dikarenakan adanya lokasi tambang yang bersengketa yang sebelumnya ditutup sementara karena hasil kesepakatan bersama, namun oleh beberapa orang tak dikenal telah membuka kembali lobang lokasi tambang tersebut tanpa adanya pemberitahuan.
Ada pun, sebelumnya kesepakatan antara oknum anggota DPRD Boltim inisial AM dan Idris Sudomo selaku pemilik lahan telah menandatangani surat kesepakatan awal yang melarang adanya aktivitas pertambangan, sambil menunggu penyelesaian dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sesuai permintaan AM.
Kesepakatan itu ditegaskan pula melalui Surat Teguran dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulut, Nomor : 800/043/CANDIN.WIL.III/2025, yang memperingatkan AM dan Hasmawati Mamonto, ibunda dari Idris Sudomo untuk tidak melakukan aktivitas pertambangan tanpa izin.
Namun, informasi yang diperoleh media ini mengungkap adanya oknum pihak ketiga yang diduga sengaja memicu konflik di lahan tersebut.
Oknum ini bahkan diduga memerintahkan belasan orang tak dikenal untuk membuka paksa lobang tambang yang masih bersengketa.
Dalam rekaman video yang beredar, salah satu dari orang tak dikenal tersebut mengaku diperintahkan untuk naik ke lokasi tambang tersebut.
“Kami diperintahkan ke lokasi ini,” ungkap salah satu pekerja dalam rekaman tersebut.
Mengetahui adanya pembukaan paksa lokasi tambang yang bersengketa, ratusan warga Desa Modayag dan Tobongon bergegas menuju lokasi.
Warga dan para penambang lokal mendapati lobang tambang yang disengketakan sudah dibuka kembali dan mulai beraktivitas. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan terjadinya bentrokan di lapangan.
Warga pun mendesak pihak kepolisian Polres Boltim khususnya Polsek Modayag, segera turun tangan.
“Kami minta pihak kepolisian segera menghentikan aktivitas di lobang sengketa ini. Jangan sampai terkesan ada pembiaran,” ungkap Fadly warga setempat.
Sementara itu, Kapolsek Modayag, AKP Budy Datau, ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sementara melakukan pengumpulan bahan keterangan.
“Masih sementara pengumpulan baket pak,” ujar Kapolsek dikonfirmasi via WhatsApp, Sabtu 2 Agustus 2025.
Diketahui, hingga berita ini diturunkan, situasi di sekitar lubang tambang masih tegang. Warga berharap aparat keamanan segera turun ke lokasi agar konflik tidak semakin meluas.
(WIN).