SURABAYA – Puluhan Kepala Desa (Kades) beserta perangkatnya se- Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), mengikuti kegiatan study tiru tentang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta membangun Desa Anti Korupsi, di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Jumat (08/09/2024).
Ada pun, desa yang dikunjungi para kades tersebut antara lain Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari dan Desa Cangkring, Kecamatan Ngadirojo.
Kunjungan para kades tersebut didampingi langsung Asisten Pemerintahan dan Kesra Hendra Tangel SH dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Rahman Hulalata, S.Pd. MM.
Pantauan media ini, kedatangan rombongan di dua desa tersebut, mendapat sambutan hangat dari pemerintah kabupaten dan pemerintah desa setempat, mulai dari pengalungan selendang khas daerah serta tarian adat. Tak hanya itu, puluhan pelajar Sekolah Dasar (SD) di desa setempat juga ikut menyambut dengan meriah.
Kepala Dinas PMD Boltim, Rahman hulalata S.Pd mengatakan, dipilihnya Desa Sedayu dan Desa Cangkring sebagai tujuan study tiru, karena dua desa tersebut terbaik dalam menjalankan program Desa Anti Korupsi serta telah mendapatkan penghargaan dari lembaga terkait.
“Study tiru ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah kabupaten Boltim untuk membangun desa anti korupsi, sesuai dengan harapan bapak Bupati Sam Sachrul Mamonto, sehingga beliau mengirimkan para kepala desa untuk belajar di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Pacitan,” ungkap Hulalata.
Kepala Desa Sedayu Mustakim SP.d, dalam sambutan mengatakan, desanya tersebut merupakan salah satu desa yang dinobatkan sebagai pemenang Lomba Desa Anti Korupsi di Provinsi Jatim.
“Saat mengikuti dan terpilih jadi Desa Anti Korupsi, Kami selalu mendapat pengawasan, evaluasi dan pembinaan dari DPMD dan Inspektorat Daerah,” tutur Mustakim.
Lanjut Mustakim menjelaskan, ada lima indikator yang harus dipenuhi untuk menjadi Desa Anti Korupsi
“Yakni, penguatan tata laksana, penguatan pengawasan, kualitas pelayanan publik, partisipasi masyarakat dan kearifan lokal,” jelasnya.
Sementara itu, Inspektur Daerah Kabupaten Pacitan, Mahmud, M.Pd, juga menjelaskan, menjadi desa anti korupsi sangat baik, tapi mengawalinya cukup sulit dan perlu ada keterlibatan semua pihak yang terkait, seperti Dinas Kominfo untuk mengelola website yang bisa dilihat semua pihak termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan, Kepolisian dan publik.
“Penting ketersediaan akses informasi yang dapat diakses untuk menjadi pengawasan maupun bahan penilaian. Kami mengumpulkan informasi semua desa yang akan diseleksi dari semua pihak. Juga bersama-sama dengan melibatkan Kepolisian, Kejaksaan untuk meminta informasi karena akan dinilai oleh KPK. Bagaimana semua perangkat maupun Kadesnya tidak ada perbuatan negatif. Ini bisa dipantau melalui postingan medsos,” ujar Mahmud.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Hendra Tangel SH, mewakili Bupati Boltim, mengucapkan terima kasih atas sambutan dan penyampaian banyak hal penting terkait raihan oleh Desa Sedayu dan Desa Cangkring.
“Apa yang sudah dilakukan oleh Desa Sedayu dan Desa Cangkring merupakan sesuatu yang baik dan itu yang akan kami pelajari dan akan kami tiru serta adopsi. Boltim adalah daerah pemekaran dengan usia tahun ini baru 16 tahun. Sehingga masih butuh belajar dari daerah yang sudah baik.” ujar Hendra.
Turut hadir mendampingi para Kades se- Boltim, Staf Khusus Bupati Boltim Samsudin Dama, mewakil lembaga Pustaka Pemda Budi Dharmawan, Inspektur Pembantu Nova Dunggio, Kepala Sat Reskrim Polres Boltim AKP Denny Tampenawas, Plt. Kepala Seksi Intelejen Kejaksaan Negeri Kotamobagu, Kepala Unit Tipidkor Polres Boltim IPDA Melky Maabuat dan para Camat se- Boltim.
(*)